Dikira Muslim, Pria Sikh Dilarang Masuk Resto - Ternyata sikap paranoid terhadap Islam belum juga berakhir. Dan beginilah salah satu akibatnya. Dikira muslim, seorang pria Sikh dilarang masuk sebuah resto di Australia. Kini ia mengajukan gugatan hukum. Pihak Resto yang telah mengusir pria bersurban itu meminta maaf sambil berharap agar gugatannya diurungkan.
Cerita bermula saat seorang staf Royal English Hotel di Brisbane melarang masuk seorang pria bersurban. Entah apa yang ditakutkan oleh resto itu terhadap Islam, sehingga pria yang dianggap muslim itu dilarang masuk.
"Hotel kami memiliki kebijakan di mana pelanggan yang akan masuk diminta untuk mencopot hiasan kepala untuk membantu menciptakan kondisi keamanan bagi staf dan pelanggan," kata juru bicara hotel pada Australian Associated Press.
"Namun, dalam insiden tertentu, mereka tidak seharusnya meminta untuk mencopot surbannya, dan kami mencoba untuk menghubungi mereka untuk meminta maaf."
Presiden Global Organisation of People of Indian Origin dan penerbit Times India Brisbane Umesh Chandra mengatakan, insiden itu memalukan.
"Bahkan di kepolisian surban secara luas dihormati dan diperbolehkan untuk dipakai oleh polisi. Di Australia, ini merupakan kasus yang terisolasi," katanya. [AN/Rpb]
Cerita bermula saat seorang staf Royal English Hotel di Brisbane melarang masuk seorang pria bersurban. Entah apa yang ditakutkan oleh resto itu terhadap Islam, sehingga pria yang dianggap muslim itu dilarang masuk.
"Hotel kami memiliki kebijakan di mana pelanggan yang akan masuk diminta untuk mencopot hiasan kepala untuk membantu menciptakan kondisi keamanan bagi staf dan pelanggan," kata juru bicara hotel pada Australian Associated Press.
"Namun, dalam insiden tertentu, mereka tidak seharusnya meminta untuk mencopot surbannya, dan kami mencoba untuk menghubungi mereka untuk meminta maaf."
Presiden Global Organisation of People of Indian Origin dan penerbit Times India Brisbane Umesh Chandra mengatakan, insiden itu memalukan.
"Bahkan di kepolisian surban secara luas dihormati dan diperbolehkan untuk dipakai oleh polisi. Di Australia, ini merupakan kasus yang terisolasi," katanya. [AN/Rpb]