Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Al Habsy menyatakan sangat menyayangkan insiden "upaya penjemputan paksa" penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, Jumat (5/10) malam. “Penggerebekan” KPK itu, menurut Aboe Bakar, akan dinilai publik sebagai bentuk pembalasan terhadap KPK yang memeriksa tersangka korupsi driving simulator SIM Korlantas, Irjen Djoko Susilo.
"Pasti masyarakat dengan cepat akan menyimpulkan bahwa terjadi kriminalisasi terhadap penyidik KPK," kata Aboe Bakar, Sabtu (6/10), seperti dikutip JPNN.
Seperti diketahui, sejak pukul enam sore puluhan polisi menggerebek KPK, berupaya menangkap Novel atas tuduhan terlibat kasus penembakan 2004 silam. Aksi Jum'at malam itu membuat suasana di KPK menjadi sangat tegang.
Aboe Bakar menilai, tuduhan pada Novel akan mengundang tanya, kenapa perkara delapan tahun lalu baru diungkit saat ini. "Apalagi terjadi setelah yang bersangkutan memeriksa kasus Simulator yang melibatkan petinggi Polri," kata Aboe Bakar.
Aboe Bakar berharap, Presiden turun tangan dalam masalah tersebut. KPK dan Polri adalah lembaga penegak hokum yang harus didukung penuh Presiden.
"KPK harus diselamatkan, polisi harus dibersihkan. Negara tanpa polisi apa jadinya, pasti kekacauan dimana-mana, Indonesia tanpa KPK pasti akan semakin terpuruk karena korupsi semakin merajalela,” imbuh politisi PKS kelahiran 15 Oktober 1964 itu.
"Jangan sampai ada kasus cicak-buaya jilid kedua," tambah Ketua DPP PKS itu.
Kasus penggerebekan KPK oleh Polri itu telah mengundang dukungan deras dari masyarakat untuk KPK. Setelah massif disebarkan melalui media sosial, massa berdatangan ke KPK sejak menjelang dini hari. Jumlah massa terus bertambah hingga pukul 03.00 pagi, Sabtu (6/10). Karena massa semakin menyemut di halaman KPK, jalan sempat ditutup. [JJ/Jpnn/bs]
"Pasti masyarakat dengan cepat akan menyimpulkan bahwa terjadi kriminalisasi terhadap penyidik KPK," kata Aboe Bakar, Sabtu (6/10), seperti dikutip JPNN.
Seperti diketahui, sejak pukul enam sore puluhan polisi menggerebek KPK, berupaya menangkap Novel atas tuduhan terlibat kasus penembakan 2004 silam. Aksi Jum'at malam itu membuat suasana di KPK menjadi sangat tegang.
Aboe Bakar menilai, tuduhan pada Novel akan mengundang tanya, kenapa perkara delapan tahun lalu baru diungkit saat ini. "Apalagi terjadi setelah yang bersangkutan memeriksa kasus Simulator yang melibatkan petinggi Polri," kata Aboe Bakar.
Aboe Bakar berharap, Presiden turun tangan dalam masalah tersebut. KPK dan Polri adalah lembaga penegak hokum yang harus didukung penuh Presiden.
"KPK harus diselamatkan, polisi harus dibersihkan. Negara tanpa polisi apa jadinya, pasti kekacauan dimana-mana, Indonesia tanpa KPK pasti akan semakin terpuruk karena korupsi semakin merajalela,” imbuh politisi PKS kelahiran 15 Oktober 1964 itu.
"Jangan sampai ada kasus cicak-buaya jilid kedua," tambah Ketua DPP PKS itu.
Kasus penggerebekan KPK oleh Polri itu telah mengundang dukungan deras dari masyarakat untuk KPK. Setelah massif disebarkan melalui media sosial, massa berdatangan ke KPK sejak menjelang dini hari. Jumlah massa terus bertambah hingga pukul 03.00 pagi, Sabtu (6/10). Karena massa semakin menyemut di halaman KPK, jalan sempat ditutup. [JJ/Jpnn/bs]