“Biasanya, ketika ada seseorang yang berlaku zalim kepadaku, aku mengadukannya kepada Anda. Karena Anda adalah pemimpin yang menjadi rujukan orang-orang mengadu. Tetapi sekarang, kezaliman itu datang dari Anda. Karena itu, saya akan mengadukan Anda kepada Allah,” sontak, Presiden Mesir itu terkejut dan gemetar. Ia meminta ikhwah di depannya untuk menarik kembali pengaduannya.
Dengan tegas, sopan, dan mengesankan, ikhwah ini menjawab: “Saya tidak mengadukan Anda kepada pihak yang zalim, tetapi kepada Dzat yang Maha Adil. Dia-lah yang mengetahui segala yang saya katakan!”
Peristiwa itu terjadi pada era 70-an. Sang presiden adalah Anwar Sadat, sedangkan ikhwah yang mengadukannya adalah Umar Tilmisani. Sebabnya adalah, waktu itu Anwar Sadat menuduh Jama’ah Ikhwanul Muslimin sebagai dalang fitnah sektarian. Ia juga melontarkan fitnah yang lain kepada Ikhwan.
Tak lama setelah itu, pada 6 Oktober 1981 Anwar Sadat tewas di usianya yang ke-62. Umar Tilmisani wafat lima tahun setelahnya pada usia 82 tahun. Sedangkan jama’ah yang difitnah dan diserang Anwar Sadat bertahan eksis hingga hari ini, bahkan salah seorang kadernya kini menempati posisi yang sama dengannya; menjadi Presiden Mesir.
Jika ingin mengadu karena saat ini tengah dizalimi orang. Jika saat ini ada konspirasi yang berusaha menjatuhkan jamaah dakwah. Mengadulah kepada Allah. Allah senantiasa mendengarkan pengaduan hamba-Nya; 24 jam sehari, 7 hari sepekan. Sekuat apapun kezaliman orang, mereka takkan mampu melawan kekuatan Allah. Sehebat apapun konspirasi kaum kuffar, mereka takkan sanggup berhadapan dengan kekuasaan Allah. Wamakaruu wamakarallah, wallaahu khairul maakiriin. Mereka membuat tipu daya, Allah membuat tipu daya. Dan Allah adalah sebaik-baik pembuat tipudaya.
Mengadu kepada Allah. Begitulah Rasulullah mengajarkan. Kisah paling mengharukan tentang pengaduan beliau terjadi setelah dakwah ke Thaif. Dakwah ditolak, beliau dicaci maki, diusir dan dilempari batu hingga terluka dan berdarah-darah.
Dengarlah pengaduannya kepada Allah yang mengundang derai air mata orang yang mencintainya: “Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan lemahnya kekuatanku, terbatasnya daya upayaku, dan kerendahanku di hadapan manusia. Wahai Tuhan yang Maha Penyayang, Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah. Engkaulah Tuhanku. Kepada siapa Engkau serahkan daku? Kepada orang jauh yang menganiaya aku? Ataukah kepada orang-orang yang dekat yang Engkau biarkan dia menguasaiku? Selama Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli. Akan tetapi, Maaf-Mu lebih luas untukku. Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang menerangi kegelapan dan memperbaiki urusan dunia dan akhirat; jangan Engkau timpakan murka-Mu kepadaku. Kepada-Mu aku kembali hingga Engkau ridha; dan tiada daya dan upaya kecuali dengan bantuan-Mu”
Seperti titah Allah dalam surat Al Baqarah ayat 45, Rasulullah juga biasa mengadu kepada Allah dengan shalat. Abu Daud merekam kebiasaan beliau itu dalam sebuah hadits yang berderajat hasan: "Apabila Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam ditimpa suatu perkara, maka beliau langsung shalat."
Maka jika engkau memiliki masalah, mengadulah. Mengadu saja kepadaNya dengan doa dan shalatmu. Dia tidak pernah membatasi pengaduan pada masalah dakwah saja. Apa saja persoalanmu, baik dunia atau akhirat, Dia akan mendengarkan semuanya dan Maha Kuasa untuk mengabulkan doa serta memberi jalan keluar; baik dengan cara biasa, atau dengan cara yang tidak engkau sangka-sangka. [Muchlisin]
Dengan tegas, sopan, dan mengesankan, ikhwah ini menjawab: “Saya tidak mengadukan Anda kepada pihak yang zalim, tetapi kepada Dzat yang Maha Adil. Dia-lah yang mengetahui segala yang saya katakan!”
Peristiwa itu terjadi pada era 70-an. Sang presiden adalah Anwar Sadat, sedangkan ikhwah yang mengadukannya adalah Umar Tilmisani. Sebabnya adalah, waktu itu Anwar Sadat menuduh Jama’ah Ikhwanul Muslimin sebagai dalang fitnah sektarian. Ia juga melontarkan fitnah yang lain kepada Ikhwan.
Tak lama setelah itu, pada 6 Oktober 1981 Anwar Sadat tewas di usianya yang ke-62. Umar Tilmisani wafat lima tahun setelahnya pada usia 82 tahun. Sedangkan jama’ah yang difitnah dan diserang Anwar Sadat bertahan eksis hingga hari ini, bahkan salah seorang kadernya kini menempati posisi yang sama dengannya; menjadi Presiden Mesir.
Jika ingin mengadu karena saat ini tengah dizalimi orang. Jika saat ini ada konspirasi yang berusaha menjatuhkan jamaah dakwah. Mengadulah kepada Allah. Allah senantiasa mendengarkan pengaduan hamba-Nya; 24 jam sehari, 7 hari sepekan. Sekuat apapun kezaliman orang, mereka takkan mampu melawan kekuatan Allah. Sehebat apapun konspirasi kaum kuffar, mereka takkan sanggup berhadapan dengan kekuasaan Allah. Wamakaruu wamakarallah, wallaahu khairul maakiriin. Mereka membuat tipu daya, Allah membuat tipu daya. Dan Allah adalah sebaik-baik pembuat tipudaya.
Mengadu kepada Allah. Begitulah Rasulullah mengajarkan. Kisah paling mengharukan tentang pengaduan beliau terjadi setelah dakwah ke Thaif. Dakwah ditolak, beliau dicaci maki, diusir dan dilempari batu hingga terluka dan berdarah-darah.
Dengarlah pengaduannya kepada Allah yang mengundang derai air mata orang yang mencintainya: “Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan lemahnya kekuatanku, terbatasnya daya upayaku, dan kerendahanku di hadapan manusia. Wahai Tuhan yang Maha Penyayang, Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah. Engkaulah Tuhanku. Kepada siapa Engkau serahkan daku? Kepada orang jauh yang menganiaya aku? Ataukah kepada orang-orang yang dekat yang Engkau biarkan dia menguasaiku? Selama Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli. Akan tetapi, Maaf-Mu lebih luas untukku. Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang menerangi kegelapan dan memperbaiki urusan dunia dan akhirat; jangan Engkau timpakan murka-Mu kepadaku. Kepada-Mu aku kembali hingga Engkau ridha; dan tiada daya dan upaya kecuali dengan bantuan-Mu”
Seperti titah Allah dalam surat Al Baqarah ayat 45, Rasulullah juga biasa mengadu kepada Allah dengan shalat. Abu Daud merekam kebiasaan beliau itu dalam sebuah hadits yang berderajat hasan: "Apabila Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam ditimpa suatu perkara, maka beliau langsung shalat."
Maka jika engkau memiliki masalah, mengadulah. Mengadu saja kepadaNya dengan doa dan shalatmu. Dia tidak pernah membatasi pengaduan pada masalah dakwah saja. Apa saja persoalanmu, baik dunia atau akhirat, Dia akan mendengarkan semuanya dan Maha Kuasa untuk mengabulkan doa serta memberi jalan keluar; baik dengan cara biasa, atau dengan cara yang tidak engkau sangka-sangka. [Muchlisin]