Industri makanan halal di Perancis berkembang pesat. Tak hanya dikonsumsi kalangan Muslim, sekolah, rumah sakit dan kantin perusahaan juga berminat dengan makanan halal. Meluasnya pangsa pasar itu memicu semakin ramainya rumah pemotongan hewan di Paris.
Partai sayap kanan Perancis yang tidak suka dengan perkembangan makanan halal itu memicu perdebatan kembali.
Bakal Calon Presiden Prancis dari Partai Sayap Kanan, Marine Le Pen, secara terang-terangang mengutuk rumah pemotongan hewan yang tunduk para aturan minoritas.
"Kami punya alasan untuk jijik," kata Le Pen seperti dikutip dari reuters.com, Selasa (21/2).
Le Pen tidak sendirian. Kelompok Hak Asasi Hewan dan Asosiasi Industri Makanan Prancis juga menuduh rumah pemotongan hewan yang mempraktekan penyelembihan secara Islam dan Yahudi tidak manusiawi.
"Polemik ini mengharuskan kita untuk menyerukan transparasi lebih," ungkap Direktur Bantuan Untuk Hewan di Rumah Pemotongan (OABA), Frederic Freund.
Jean-Francois Hallepee, yang mewakili petani sapi setempat mengatakan baru saja melakukan survei di wilayah Paris. Dalam survei itu ditemukan fakta bahwa seluruh rumah pemotongan hewan menerapkan cara penyelembihan hewan secara Islam.
Pakar Islam, Gilles Kepel mengatakan besarnya minat terhadap produk halal merupakan fenomena signifikan dalam transformasi sekaligus penegasan identitas Islam di Perancis.
Temuan Hallepee dan pernyataan Kepel menegaskan, meskipun ditolak Kanan-Kiri, makanan halal terus berkembang dan diminati di negara itu. [IK/Rpb]
Partai sayap kanan Perancis yang tidak suka dengan perkembangan makanan halal itu memicu perdebatan kembali.
Bakal Calon Presiden Prancis dari Partai Sayap Kanan, Marine Le Pen, secara terang-terangang mengutuk rumah pemotongan hewan yang tunduk para aturan minoritas.
"Kami punya alasan untuk jijik," kata Le Pen seperti dikutip dari reuters.com, Selasa (21/2).
Le Pen tidak sendirian. Kelompok Hak Asasi Hewan dan Asosiasi Industri Makanan Prancis juga menuduh rumah pemotongan hewan yang mempraktekan penyelembihan secara Islam dan Yahudi tidak manusiawi.
"Polemik ini mengharuskan kita untuk menyerukan transparasi lebih," ungkap Direktur Bantuan Untuk Hewan di Rumah Pemotongan (OABA), Frederic Freund.
Jean-Francois Hallepee, yang mewakili petani sapi setempat mengatakan baru saja melakukan survei di wilayah Paris. Dalam survei itu ditemukan fakta bahwa seluruh rumah pemotongan hewan menerapkan cara penyelembihan hewan secara Islam.
Pakar Islam, Gilles Kepel mengatakan besarnya minat terhadap produk halal merupakan fenomena signifikan dalam transformasi sekaligus penegasan identitas Islam di Perancis.
Temuan Hallepee dan pernyataan Kepel menegaskan, meskipun ditolak Kanan-Kiri, makanan halal terus berkembang dan diminati di negara itu. [IK/Rpb]