lazada ID

Kekalahan Menunggu Kalian di Gaza


Oleh: Dr. Abdusattar Qasim

Deputi PM Israel Silvan Movaz sekali angkat bicara soal kemungkinan Israel menggelar agresi ke Gaza untuk mengakhiri status quo di sana dan untuk selamanya. Saya katakan, silahkan lakukan jika memiliki keberanian dan percaya diri untuk menjadi pemenang.

Israel sudah mencoba di perang 2008/2009 dan sadar sebagaimana dunia sadar sudah menciptakan kerusakan besar, pembunuhan dan sekian banyak kejahatan lainnya. Bukan hanya itu, Israel juga sadar bahwa hasil peperangan tidak ditentukan dan diukur oleh kerugiannya di pihak manapun, namun diukur dari sejauh mana bisa mewujudkan targetnya. Apa yang dilakukan Israel di Gaza, menggempur batu, pepohonan, manusia, merusak dan menghancurkan, namun harapan bisa mengubah situasi dan “status” di sana berakhir merugi. Padahal warga Gaza tidak memiliki roket canggih, pesawat tempur atau tank. Mereka hanya memiliki tekad, keimanan kuat, keberanian tak berujung, bersenjata dengan senjata-senjata ringan tak sebanding dengan apa yang dimiliki pasukan Israel.

Situasi saat ini berbeda. Keimanan masih seperti semula. Keberanian makin kuat. Tekad semakin mendapatkan dukungan. Namun manajerial dalam pertempuran semakin berkembang dan membaik baik dalam hal organisir, pelatihan, persenjataan, produksi senjata dan taktik militer. Gaza kini tenang. Namun elit Israel paham dengan benar bahwa ketenangan itu tidak berarti akan berlangsung lama. Sebagaimana Israel begadang semalaman dan melanjutkan persiapan perang di siang hari, demikian halnya dengan bangsa Palestina di Gaza. Era berkoar-koar dan pidato sudah berlalu. Kini saatnya menyingsingkan lengan baju, begadang, aktif, kerja, menimba ilmu dan terus berkembang.

Israel paham bahwa “Gaza tidak sendirian”. Perimbangan kekuatan antar pihak-pihak yang ada sudah berubah drastis. Ancaman mereka bagi Israel bukan hanya menggentarkan di dalam hati. Shalom menyadari bahwa tekanan terhadap api dalam sekam bukanlah permainan. Risiko yang ditanggung Israel bukan sekedar korban nyawa namun akan mengancam eksistensi mereka.

Dulu Israel di masa dikdayanya menyerang dan memukul duluan baru mengancam. Namun itu sudah berlalu dan tak berlaku. Kini Israel bisanya mengacam duluan baru menyerahkan lehernya untuk kemudian berspekulan. [syr, InfoPalestina]
Recomendation
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 SEKILAS DAKWAH - Dami Tripel Template Level 2 by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.
Valid HTML5 by Ardi Bloggerstranger