Beberapa Sekutu NATO di Libya Mulai Kelelahan - Serangan NATO ke Libya telah memasuki hari ke-100 akhir Juni lalu. Menteri Pertahanan baru Amerika Serikat Leon Panetta menyatakan beberapa sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Libya melihat pasukan mereka "kelelahan".
"Masalahnya sekarang, terus terang, di Libya adalah bahwa dalam 90 hari berikutnya, banyak negara lain bisa kelelahan dalam kemampuan, sehingga Amerika Serikat berusaha membantu mengisi kesenjangan itu," kata Panetta, yang berbicara kepada tentara di Baghdad, Senin (11/7).
Meskipun NATO telah melakukan serangan udara mengendurkan pengepungan kota utama pemberontak, Muamar Gaddafi masih berkuasa dan menyebar ketakutan akan perang berlarut-larut.
Menteri luar negeri Italia pada ahir Juni menyatakan, NATO terancam kalah perang propaganda melawan pemimpin Libya Muammar Gaddafi akibat membunuh rakyat Libya.
Persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO mengaku menghancurkan rumah di Tripoli, tempat sembilan warga tewas. Kejadian itu menabur keraguan baru di dalam persekutuan tersebut tentang tugasnya di Libya. [AN/Ant]
"Masalahnya sekarang, terus terang, di Libya adalah bahwa dalam 90 hari berikutnya, banyak negara lain bisa kelelahan dalam kemampuan, sehingga Amerika Serikat berusaha membantu mengisi kesenjangan itu," kata Panetta, yang berbicara kepada tentara di Baghdad, Senin (11/7).
Meskipun NATO telah melakukan serangan udara mengendurkan pengepungan kota utama pemberontak, Muamar Gaddafi masih berkuasa dan menyebar ketakutan akan perang berlarut-larut.
Menteri luar negeri Italia pada ahir Juni menyatakan, NATO terancam kalah perang propaganda melawan pemimpin Libya Muammar Gaddafi akibat membunuh rakyat Libya.
Persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO mengaku menghancurkan rumah di Tripoli, tempat sembilan warga tewas. Kejadian itu menabur keraguan baru di dalam persekutuan tersebut tentang tugasnya di Libya. [AN/Ant]