lazada ID

Kekalahan Palestina dalam Peringatan Naksa


Oleh : Dr. Fayiz Abu Shamalah

Jika benar informasi yang dilansir sejumlah media tentang penerimaan Mahmud Abbas atas inisiatif Perancis, itu artinya Abbas merefleleksikan kekalahan dalam peringatan Naksa. Kekalahan politik Palestina di hadapan arogansi Netanyahu, semakin kokohnya ekstrimis Israel, naiknya bintang yahudi ke taraf kemenangan, menguasai lapangan, mengabaikan Palestina, menjadikan Israel diterima Arab, memiliki bargening di dunia Islam dan mendapatkan legalisasi internasional.

Supaya pembahasan tidak semata mendiskreditkan Abbas, dan menambah penderitaan politik Palestina, saya akan menjelaskan sebab-sebab penerimaan inisiatif Perancis sebagai kekalahan politik yang memalukan.

Pertama: inisiatif Perancis mengabaikan persoalan pengungsi Palestina dan mengabaikannya bersama persoalan Al-Quds, memfokuskan tema terkait keamanan dan perbatasan, itu artinya kita berada di depan sekepakatan baru Oslo yang menunda persoalan yang menjadi pusat pertikaian dan berkelit dengan waktu untuk mencari solusi yang bersifat sementara.

Kedua: penundaan persoalan Al-Quds dan mengeluarkannya dari inisiatif, artinya keputusan Palestina mengenai nama Al-Quds menjadi Orshalem, ibukota abadi bagi Negara Israel, terlebih bahwa inisiatif Perancis tidak menyebutkan bahwa Al-Quds ibukota bagi dua Negara, baik tersurat maupun tersirat, ini merupakan perkembangan baru.

Ketiga: inisiatif Perancis menyebutkan pembentukan dua Negara bagi dua bangsa, maksudnya disini adalah tunduk kepada syarat-syarat Netanyahu, ketika ia menyatakan, “Kami akan mengakui Negara Palestina jika rakyat Palestina mengakui Negara bagi bangsa yahudi.” Maka apakah politik Palestina terperosok kepada derajat terendah dengan pengakuan ini.

Keempat: inisiatif Perancir berbicara tentang perbatasan 67 dengan pertukaran wilayah yang disepakati antara kedua belah pihak, maksudnya adalah pusat Tepi Barat, tanah yang dirampas untuk pemukiman yahudi, wilayah keamanan dan sejumlah ruas jalannya dan melepaskannya dari warga Palestina yang dikenal dengan Arab 48.

Kelima: inisiatif Perancis memperhatikan agenda keamanan bagi dua Negara, artinya menentukan keamanan Negara yahudi versi Netanyahu seperti ketika menetapkan syarat eksistensi warga Israel di dataran tinggi Gholan.

Persetujuan Abbas atas inisiatif Perancis artinya menyetujui dimulainya perundingan, dan penundaan pengakuan Negara Palestina oleh PBB, berlepas dari janji September, dan membiarkan Palestina tetap berada dalam ketegangan.

Mahmud Abbas telah memilih peringatan Naksa bagi rakyat Palestina memikul piala kekalahan, ia mendorong persoalan rakyat di meja pertaruhan. Disini terletak tanggung jawab faksi-faksi perlawanan, dan saudara-saudara di Gerakan Fatah, sampai kapan perjuangan rakyat Palestina terikat dengan pertemuan, perudingan dan konferensi, kemudian pembekuan perundingan karena Israel tidak komitmen dengan kesepakatan?!

Persetujuan Mahmud Abbas atas inisiatif Perancis telah menghilangkan faktor waktu bagi rakyat Paletina, disaat terjadi perubahan di kawasan Arab, dan meletusnya perlawanan atas kehinaan dan penolakan terhadap kekalahan, para pimpinan Palestina justru menjadi pelindung keamanan bagi warga Israel, menghapus harapan dan memudahkan fasilitas gratis dengan memberikan tanah pemukiman dan kerjasama keamanan, supaya mereka berbangga dengan kemenangan dan merayakan pembebasan negeri Israel dari kekuasaan Arab. [qm, InfoPalestina]
Recomendation
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 SEKILAS DAKWAH - Dami Tripel Template Level 2 by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.
Valid HTML5 by Ardi Bloggerstranger