lazada ID

Tekanan Makin Kuat, Akankah Hamas Mengakui Israel?


Saat ini berbagai pihak terus menekan Hamas agar mengakui Israel sebagai syarat menerima kesepakatan rekonsiliasi Palestina dan keterlibatannya dalam pemerintah persatuan Palestina yang akan dibentuk yang akan melibatkan dua kekuatan terbesar Palestina Hamas dan Fatah.

Presiden Amerika Obama mendukung sikap Israel menolak rekonsilasi nasional Palestina yang disampaikan di pidato tahuan lobi yahudi AIPAC. “Tidak masuk akal Israel berunding dengan Hamas yang menolak mengakui eksistensi penjajah ini.” Tukas Obama.

Presiden Turki Abdullah Goul mengulang lagu yang sama ketika dalam wawancaranya dengan harian Wall Street Journal Amerika edisi kemarin. Ia sepakat penuh dengan presiden Obama bahwa Israel tidak bisa berunding dengan pihak yang tidak mengakui haknya untuk eksistensi. Dan untuk pertama kalinya ia menyampaikan kepada Khalid Misyal saat berkunjung ke Ankara 2006 bahwa Hamas harus “logis” soal pengakuan eksistensi Israel.

Ini adalah tekanan sistematis mendorong Hamas akan melepaskan diri dari poin terpenting dalam piagamnya yakni “menolak mengakui Israel” dengan alasan mendorong perdamaian menyelesaikan solusi dua negara ke depan.

Kita belum tahu sikap Hamas terhadap tekanan ini dan seberapa kemampuannya menghadapinya. Jika dinilai dari lahirnya, gerakan ini menolak semua platformnya. Semua pernyataan pejabat Hamas menolak mengakui Israel dan penjajahan Palestina dan tempat sucinya. Namun pada saat yang sama, mereka menawarkan gencatan senjata sepanjang 30 tahun jika berdiri negara Palestina merdeka di perbatasan jajahan tahun 1967 dan kembalinya pengungsi Palestina. Inilah realistis dan logisme paling tinggi dari Hamas.

PLO pernah mengalami tekanan yang sama yang akhirnya mengakui kesepakatan Oslo dan mengakui negara Israel, membuang ‘tindakan terorisme’ dan perjuangan bersenjata, serta mengadopsi solusi dua negara dan perundingan damai sebagai jalan satu-satunya menuju negara Palestina merdeka.

Namun pengalaman PLO berujung kepada kegagalan. 18 tahun setelah perundingan ditempuh PLO, negara Palestina masih jauh panggang dari api. Lebih berbahaya lagi, infiltrasi pemukiman yahudi di Tepi Barat tidak lagi menyisakan lahan untuk mendirikan negara Palestina. Saat elit PLO menandatangani kesepakatan Oslo di taman Gedung Putih Amerika September 1993, jumlah warga pemukim yahudi di Tepi Barat hanya 140 ribu orang. Kini jumlah mereka di Tepi Barat dan Al-Quds mendekati setengah juta warga penjajah.

Yang menyakitkan, saat tekanan terhadap Hamas semakin membesar dari banyak pihak agar mengakui Israel baik dari Amerika dan negara Eropa sebagai syarat ikut dalam perundingan politik, kita menemukan Barack Obama mundur dari sikap menentang permukiman yahudi. Bahkan ia mundur dari alenia paling penting dalam pidato bersejarahnya soal berdirinya negara Palestina di perbatasan Juni 1967 demi menyenangkan lobi yahudi dan meredam kemarahan Netanyahu.

Soal pengakuan terhadap Israel adalah titik paling krusial dalam piagam Hamas dan tidak mungkin melanggarnya secara cuma-cuma hanya untuk merespon tekanan Amerika dan untuk sekedar duduk-duduk dengan sebagian pejabat Amerika dan Eropa. Tekanan itu adalah perangkap yang sudah diatur demikian rapi untuk mengosongkan ideologi Hamas dari tulang punggungnya yang karenanya ia dihormati oleh bangsa Palestina dan mendapatkan kemenangan dalam terakhir dalam pemilu legislatif.

Ketika Netanyahu menolak perbatasan 4 Juni dengan alasan daruratnya keamanan Israel, dan di Gedung Putih mendapat dukungan, maka respon Palestina dari Hamas dan lainnya adalah daruratnya pengakuan terhadap hak Palestina untuk kembali ke tanah air mereka dan berdirinya negara Palestina merdeka dengan ibukota Al-Quds serta menghilangkan (mengosongkan) semua permukiman yahudi. Itu semua harus diputuskan sebelum masuk perundingan. Jika mereka Israel, Amerika dan Eropa memiliki syarat, Palestina juga memiliki syarat. Jika terus memberikan kosensi gratis karena tekanan sana sini, maka Israel akan semakin meremehkan Palestina dengan alasan keamanan atau lainnya.

Semoga Hamas belajar dari PLO yang pernah dihinakan dan terjebak dalam perangkat pengaku, bukan hanya terhadap Israel, tapi juga Israel sebagai negara yahudi. [bsyr, InfoPalestina]
Recomendation
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 SEKILAS DAKWAH - Dami Tripel Template Level 2 by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.
Valid HTML5 by Ardi Bloggerstranger