lazada ID

Mereka Safalah, Bukan Salafi


Oleh : Dr. Ibrahim Hamami

Mereka bukan dari anak manusia atau manusia yang tidak memiliki perasaan manusiawinya, barangkali itu kata-kata yang paling tepat dan bisa mewakili kebrutalan dan hinanya kejahatan yang menelan korban Vittorio Arrigoni, lelaki yang meninggalkan keluarga dan negeri di Italia untuk bersolidaritas secara murni dan tulus kepada bangsa Palestina, bahkan rela hidup di Gaza bukan sebagai turis namun berani sebagai pembela mereka menghadapi penjajah Israel. Bahkan kejahatan mereka yang mengatas namakan pengikut Salaf ini – padahal kaum Salaf berlepas diri dari mereka sebagaimana srigala berlepas diri dari darah Nabi Yusuf (karena bukan srigala yang memakan Yusuf) tidak kalah dengan kejahatan Israel. Mereka sendiri yang melakukan atau atas perintah pihak lain, sama saja. Ya tidak ada bedanya, sebab tindakan-tindakan yang sudah mereka lakukan dan pikiran mereka yang menyimpang serta logika mereka yang keliru, tidak perlu meragukan hal itu. Mereka hanya menginginkan kerusakan dan kehancuran bagi kaum muslimin, itu yang pertama. Kemudian orang-orang kafir akan senang karena agenda mereka direalisasikan dalam konfrontasi dengan musuh. Mereka itu menggebu-gebu dalam membunuh warga sipil tidak bersalah dari bangsa mereka sendiri dan saudara seagama mereka sendiri dengan alasan “takfir”. Bolehnya membunuh orang sipil meminta jaminan keamanan di negeri muslim dengan alasan dia datang dari negeri kafir untuk merusak adalah fatwa “instan”.

Mereka yang melakukan kejahatan brutal ini apakah berfikir sesaat saja siapa yang mereka bunuh, apakah ada alasan atau karena zhalim? Apakah mereka bertanya dalam diri mereka apa sudah dilakukan Arrigoni? Apakah mereka tidak tahu bahwa dia sudah berbuat banyak dan banyak bagi Gaza, wilayah yang mereka cabik-cabik sendiri dengan kejahatan mereka ini?

Inikah Islam, inikah jalan Salaf Ash-Shalih? Wahai Vittorio maafkan kami, sebab “bayang-bayang orang laki-laki” tidak tahu harga diri para pahlawan. Mereka yang mengaku Islam padahal tidak paham sedikitpun tentang. Maafkan kami, kami sudah tidak berdaya memenuhi hakmu dan harga dirimu, sayang sekali. Engkaulah yang menghadapi penjajah dan tubuhmu pernah tertembus peluru penjajah. Israel mendeportasimu melalui udara, namun kamu kembali ke Gaza melalui laut, meski mereka tidak suka. Setiap nelayan Gaza mengenalmu, dan setiap relawan dan aktivis solidaritas Gaza mengenalmu. Maafkan kami, karena “safalah” (orang-orang rendah) itu sudah sering menyakiti dan mengganggu kami sebelum mereka mengganggumu. Mereka sudah pernah menusuk kami sebelum mereka menggantungmu.

Kenanganmu akan tetap langgeng, gambarmu akan langgeng, kerjamu akan lenggeng. Manusia akan mengenangmu dengan kebaikan-kebaikan, sementara orang-orang “safalah” itu akan dikenang dengan aib dan kecaman. Engkau lebih “Palestina” dibanding mereka. Dalam prilaku dan pembelaanmu, engkau lebih ‘muslim’ dibanding mereka.

Kami akan meneruskan langkahmu, orang-orang “safalah” itu tidak akan berhasil menghentikan aksi solidaritas dunia untuk Gaza. Mereka tidak akan berhasil, baik penjajah atau ekor penjajah atau pengusung pemikiran yang hanya untuk kepentingan penjajah sebab pemikiran mereka hanya berpihak kepada penjajah, itu tidak perlu diragukan. Bersama para pembebas dunia, kita akan melanjutkan perjuangan sampai blokade Gaza terbebas dan penjajah Israel berakhir.

Kini kami bersatu berduka dan marah karenamu, dan besatu melawan pengusung pemikiran menyimpang jauh dari budaya dan tradisi serta agama kami. Kami bersatu menuntut hukuman setimpal bagi pembunuhmu.

Para pembunuhmu bukan penganut Salaf ash-Shalih, tidak juga mewakili Salafiyah, mereka “safalah” dan lebih rendah dari itu. Rasulullah Sallallu Alaihi wa Sallam bersabda, “

ألا من ظلم معاهدًا أو انتقصه أو كلفه فوق طاقته أو أخذ منه شيئا بغير طيب نفس فأنا حجيجه يوم القيامة

“Ingatlah, barangsiapa yang menzhalimi mu'ahid (orang kafir yang terikat janji dan jaminan keamanan di negeri muslim), atau mengurangi haknya, atau membebaninya di atas kemampuannya, atau mengambil sebagian miliknya tanpa suka rela, maka saya akan menuntutnya (orang yang menzhalimi) di hari kiamat.” (HR. Abu Daud dan di-hasan-kan oleh Ibnu Hajar dan Syekh Al-Albani).

Rasulullah Sallallu Alaihi wa Sallam bersabda,

من قتل نفساً معاهداً لم يُرح رائحة الجنة، وإن ريحها ليوجد من مسيرة أربعين عاماً

“Barangsiapa yang membunuh mu’ahid maka dia tidak mencium aroma surga, padahal aromanya bisa dicium sejauh perjalanan 40 tahun.” (HR. Bukhari).

Dimana mereka dari hadits ini? Atas dosa apa mereka membunuhmu wahai Vittorio?

Selamat jalan Vittorio!!! [bsyr, InfoPalestina]
Recomendation
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 SEKILAS DAKWAH - Dami Tripel Template Level 2 by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.
Valid HTML5 by Ardi Bloggerstranger