Sebuah mobil di dekat pelabuhan Sudan, kota pelabuhan utama negara itu, hancur akibat dirudal oleh pesawat Israel. Serangan tak terduga ini mengakibatkan dua orang penumpangnya tewas.
Meskipun pesawat penyerang itu belum bisa diidentifikasi dengan jelas, Menteri Luar Negeri Sudan Ali Karti memastikan bahwa pelakunya adalah Israel. Selain pesawat itu bergerak dari arah Laut Merah dan kembali ke sana, Karti mengatakan Israel telah melakukan serangan yang mengklaim untuk mencegah transfer senjata ke Jalur Gaza, menegaskan kembali penolakan terhadap Khartoum menjadi tempat transfer senjata ke pantai Gaza.
Diduga, motif Israel menyerang mobil Selasa (5/4) malam itu juga dengan dalih mencegah transfer senjata ke gaza melalui Sudan. Yang pasti, serangan udara tersebut bukan hanya melanggar zona larangan terbang bagi Israel, melainkan juga menginjak-injak harga diri Sudan sebagai sebuah negara berdaulat.
Sebelumnya pesawat-pesawat Zionis mengebom sebuah konvoi penyelundup senjata di negara bagian Port Sudan pada bulan Januari 2009 dan menyebabkan kematian 119 orang.
Selain melakukan serangan terhadap upaya yang dicurigai menyelundupkan senjata ke Gaza, Israel telah memaksakan blokade terhadap Gaza sejak pertengahan Juni 2007. Akibat penerapan blokade Zionis itu, hak pangan 1,5 juta warga Palestina terampas. Bahan bakar, obat-obatan, bahan bangunan dan keperluan lainnya tak bisa masuk ke Gaza.
Pemerintah Sudan melalui Karti mengatakan "Sudan berhak untuk bereaksi" terhadap serangan Israel itu. [An/bsb]
Meskipun pesawat penyerang itu belum bisa diidentifikasi dengan jelas, Menteri Luar Negeri Sudan Ali Karti memastikan bahwa pelakunya adalah Israel. Selain pesawat itu bergerak dari arah Laut Merah dan kembali ke sana, Karti mengatakan Israel telah melakukan serangan yang mengklaim untuk mencegah transfer senjata ke Jalur Gaza, menegaskan kembali penolakan terhadap Khartoum menjadi tempat transfer senjata ke pantai Gaza.
Diduga, motif Israel menyerang mobil Selasa (5/4) malam itu juga dengan dalih mencegah transfer senjata ke gaza melalui Sudan. Yang pasti, serangan udara tersebut bukan hanya melanggar zona larangan terbang bagi Israel, melainkan juga menginjak-injak harga diri Sudan sebagai sebuah negara berdaulat.
Sebelumnya pesawat-pesawat Zionis mengebom sebuah konvoi penyelundup senjata di negara bagian Port Sudan pada bulan Januari 2009 dan menyebabkan kematian 119 orang.
Selain melakukan serangan terhadap upaya yang dicurigai menyelundupkan senjata ke Gaza, Israel telah memaksakan blokade terhadap Gaza sejak pertengahan Juni 2007. Akibat penerapan blokade Zionis itu, hak pangan 1,5 juta warga Palestina terampas. Bahan bakar, obat-obatan, bahan bangunan dan keperluan lainnya tak bisa masuk ke Gaza.
Pemerintah Sudan melalui Karti mengatakan "Sudan berhak untuk bereaksi" terhadap serangan Israel itu. [An/bsb]
