 |
| Oknum guru - ilustrasi |
Apa yang dilakukan oleh oknum guru SMAN 6 Seluma, Bengkulu, ini benar-benar tidak mendidik dan sangat tidak pantas terjadi di dunia pendidikan. Demi ‘mengejar’ siswanya mengakui telah merokok di sekolah, oknum guru berinisial AA ini mendesak siswanya bersumpah dengan Al Qur’an. Yang melukai hati umat Islam, bukannya Al Qur’an diangkat di atas kepala, AA malah menyuruh siswanya menginjak Al Qur’an. Sontak, tindakan AA ini menuai kecaman dari banyak pihak.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Seluma, Thamrin Sabri, mengecam keras tindakan AA. Menurut Thamrin, jika benar AA mendesak siswanya bersumpah dengan menginjak Al Qur’an, maka itu masuk dalam penistaan agama dan masuk dalam ranah tindak pidana.
"Ini harus diusut sampai tuntas, karena itu penistaan agama. Saya selaku ketua dewan pendidikan, tokoh masyarakat mengutuk oknum yang sudah memberikan hukuman seperti itu pada siswa dengan minta bersumpah menginjak Al Quran," tegasnya seperti dikutip Rakyat Merdeka Online, Kamis (29/8).
Hal senada disampaikan anggota Komisi II DPRD Kabupaten Seluma, Martoni. Ia mendesak Bupati dan Dispendik Seluma untuk bertindak tegas dan mencopot AA sebagai PNS.
"Ini jangan dianggap enteng dan ini sebuah penistaan agama. Saya secara pribadi mengutuk perbuatan ini. Apa tidak ada bentuk hukuman lain untuk bisa menyakinkan tindakan siswa siswa itu," tegasnya seperti dilansir JPNN, Kamis (29/8).
Sementara Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Seluma, H Hamdan Hasan mengatakan, jika benar itu dilakukan guru dan siswa, maka baik itu oknum guru maupun siswa harus melakukan tobat besar.
"Harus dilakukan prosesi tobat besar, istighfar besar. Karena itu sudah sangat tidak dibenarkan dalam agama Islam," tegasnya. [AM/Rmo/Jpn/bsb]
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Seluma, Thamrin Sabri, mengecam keras tindakan AA. Menurut Thamrin, jika benar AA mendesak siswanya bersumpah dengan menginjak Al Qur’an, maka itu masuk dalam penistaan agama dan masuk dalam ranah tindak pidana.
"Ini harus diusut sampai tuntas, karena itu penistaan agama. Saya selaku ketua dewan pendidikan, tokoh masyarakat mengutuk oknum yang sudah memberikan hukuman seperti itu pada siswa dengan minta bersumpah menginjak Al Quran," tegasnya seperti dikutip Rakyat Merdeka Online, Kamis (29/8).
Hal senada disampaikan anggota Komisi II DPRD Kabupaten Seluma, Martoni. Ia mendesak Bupati dan Dispendik Seluma untuk bertindak tegas dan mencopot AA sebagai PNS.
"Ini jangan dianggap enteng dan ini sebuah penistaan agama. Saya secara pribadi mengutuk perbuatan ini. Apa tidak ada bentuk hukuman lain untuk bisa menyakinkan tindakan siswa siswa itu," tegasnya seperti dilansir JPNN, Kamis (29/8).
Sementara Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Seluma, H Hamdan Hasan mengatakan, jika benar itu dilakukan guru dan siswa, maka baik itu oknum guru maupun siswa harus melakukan tobat besar.
"Harus dilakukan prosesi tobat besar, istighfar besar. Karena itu sudah sangat tidak dibenarkan dalam agama Islam," tegasnya. [AM/Rmo/Jpn/bsb]
Berita ini telah diklarifikasi oleh pihak keluarga Guru di
KLARIFIKASI BERITA OKNUM GURU
KLARIFIKASI BERITA OKNUM GURU
