Beredarnya bakso babi membuat masyarakat cukup resah. Terlebih, hasil razia Dinas Peternakan DKI Jakarta menunjukkan 10 dari 62 tempat penggilingan daging untuk campuran bakso positif menggunakan daging babi.
Kabar baiknya, kini Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) bisa mendeteksi dengan cepat apakah bakso mengandung daging babi atau tidak, hanya perlu waktu kurang dari 15 menit.
Alat baru yang digunakan oleh LPPOM MUSI tersebut bernama Porcine Detection Kit.
"Selama ini kami menggunakan PCR (polymerase chain reaction) di laboratorium. Tapi dengan alat ini kami punya alat pembanding yang lebih mudah dan cepat," kata Direktur LPPOM MUI, Lukmanul Hakim, di sela penandatanganan kerjasama LPPOM MUI dengan PT Perkindo Mitra Analitika (PMA) distributor porcine detection kit, Kamis (13/12).
Porcine Detection Kit sangat sensitif untuk mengetahui konsentrasi daging dalam sampel. Alat itu bisa mendeteksi suatu unsur daging babi (raw meat) 0,05 persen dan daging babi olahan (processed meat) 0,5 persen.
"Jadi daging babi yang belum dicampur sebesar 0,05 gram dalam 100 gram makanan sekalipun masih bisa diketahui, sedangkan untuk daging olahan sebesar 0,5 persen. Lebih besar untuk olahan karena lebih sulit diperiksa," tambah Lukmanul Hakim.
"Misalnya bakso, dicuil kecil lalu dimasukkan ke larutan dalam tabung yang sudah disediakan dalam kit ini, lalu dikocok-kocok. Hasil kocokan itu dites dengan alat seperti test pack kehamilan. Kurang dari 15 menit jika muncul dua garis berarti positif ada unsur babi. Jika hanya satu garis, berarti negatif," tambah Direktur PMA, Susianto. [JJ/Hdy/Okz/bsb]
Kabar baiknya, kini Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) bisa mendeteksi dengan cepat apakah bakso mengandung daging babi atau tidak, hanya perlu waktu kurang dari 15 menit.
Alat baru yang digunakan oleh LPPOM MUSI tersebut bernama Porcine Detection Kit.
"Selama ini kami menggunakan PCR (polymerase chain reaction) di laboratorium. Tapi dengan alat ini kami punya alat pembanding yang lebih mudah dan cepat," kata Direktur LPPOM MUI, Lukmanul Hakim, di sela penandatanganan kerjasama LPPOM MUI dengan PT Perkindo Mitra Analitika (PMA) distributor porcine detection kit, Kamis (13/12).
Porcine Detection Kit sangat sensitif untuk mengetahui konsentrasi daging dalam sampel. Alat itu bisa mendeteksi suatu unsur daging babi (raw meat) 0,05 persen dan daging babi olahan (processed meat) 0,5 persen.
"Jadi daging babi yang belum dicampur sebesar 0,05 gram dalam 100 gram makanan sekalipun masih bisa diketahui, sedangkan untuk daging olahan sebesar 0,5 persen. Lebih besar untuk olahan karena lebih sulit diperiksa," tambah Lukmanul Hakim.
"Misalnya bakso, dicuil kecil lalu dimasukkan ke larutan dalam tabung yang sudah disediakan dalam kit ini, lalu dikocok-kocok. Hasil kocokan itu dites dengan alat seperti test pack kehamilan. Kurang dari 15 menit jika muncul dua garis berarti positif ada unsur babi. Jika hanya satu garis, berarti negatif," tambah Direktur PMA, Susianto. [JJ/Hdy/Okz/bsb]