Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya, Ahad (4/11), menyambut baik rencana kunjungan Perdana Menteri Turki Recep Tayeb Erdogan ke Gaza. Menurut Haniya, kunjungan Erdogan akan menjadi peristiwa langka yang berpengaruh positif untuk rakyat di Gaza dan bangsa Palestina secara umum. Haniya juga sangat mendukung seruan Erdogan yang beberapa kali menyerukan untuk penghapusan blokade Gaza.
Akhir pekan lalu, Erdogan menyatakan akan segera berkunjung ke Gaza. The New York Times, Jum'at (2/11) lalu, mengutip komentar Ehud Yaari dari The Washington Institute bahwa kunjungan Erdogan itu merupakan tamparan bagi negara-negara Arab. Pasalnya, dukungan terhadap Palestina oleh negara-negara Arab yang mengklaim dirinya sebagai negara Islam justru melemah. Sementara Turki yang notabene negara sekuler telah menunjukkan dukungannya kepada Palestina, termasuk pembelaan Erdogan terhadap negeri para Nabi itu.
Kunjungan Erdogan juga dinilai akan meningkatkan legitimasi bagi pemerintah Hamas. Sebaliknya, kunjungan itu beresiko memperdalam pertikaian Ankara dan Tel Aviv pascaserangan Angkatan Laut Israel dikapal Mavi Marmara 2010 lalu.
Mantan pejabat diplomatik Israel, Alon Liel menambahkan, kunjungan Erdogan ke Gaza adalah manuver seimbang keberpihakan Turki pada Palestina. Menurut Liel, walaupun Erdogan adalah pemimpin dari negara sekuler, tetapi pemimpin utama Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu merasa akrab dengan Hamas. Kedekatan itu jelas dia bersifat keagamanaan. [IK/IP/bsb]
Akhir pekan lalu, Erdogan menyatakan akan segera berkunjung ke Gaza. The New York Times, Jum'at (2/11) lalu, mengutip komentar Ehud Yaari dari The Washington Institute bahwa kunjungan Erdogan itu merupakan tamparan bagi negara-negara Arab. Pasalnya, dukungan terhadap Palestina oleh negara-negara Arab yang mengklaim dirinya sebagai negara Islam justru melemah. Sementara Turki yang notabene negara sekuler telah menunjukkan dukungannya kepada Palestina, termasuk pembelaan Erdogan terhadap negeri para Nabi itu.
Kunjungan Erdogan juga dinilai akan meningkatkan legitimasi bagi pemerintah Hamas. Sebaliknya, kunjungan itu beresiko memperdalam pertikaian Ankara dan Tel Aviv pascaserangan Angkatan Laut Israel dikapal Mavi Marmara 2010 lalu.
Mantan pejabat diplomatik Israel, Alon Liel menambahkan, kunjungan Erdogan ke Gaza adalah manuver seimbang keberpihakan Turki pada Palestina. Menurut Liel, walaupun Erdogan adalah pemimpin dari negara sekuler, tetapi pemimpin utama Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu merasa akrab dengan Hamas. Kedekatan itu jelas dia bersifat keagamanaan. [IK/IP/bsb]
