Seorang tentara Afghanistan menembaki sekelompok tentara Amerika Serikat (AS) di pos penjagaan provinsi Wardak, barat Kota Kabul, Sabtu petang (29/9) waktu setempat. Dua warga AS tewas akibat serangan itu. Satu diantara korban tewas adalah tentara AS, sedangkan lainnya adalah tentara kontrak (swasta).
Menurut seorang pejabat militer AS, tewasnya tentara yang tidak disebutkan namanya itu menggenapkan jumlah tentara AS yang tewas di Afghanistan menjadi 2.000 orang. Bahkan, data terbaru yang dirilis Pentagon menyebutkan bahwa hingga kemarin (30/9), tentara AS yang tewas di Afghanistan telah mencapai 2.003 orang. Terdiri dari 1.419 angkatan darat, 417 marinir, 92 angkatan laut dan 75 angkatan udara.
Selain menewaskan dua warga AS, serangan di Distrik Sayd Abad itu juga mengakibatkan tiga tentara AS lainnya terluka. Jubir polisi setempat, Abdul Wali, menuturkan.
Belakangan ini, serangan dengan modus menyusup dan menyamar sebagai tentara atau polisi Afghanistan terus meningkat. Serangan itu dinilai sangat serius menjelang rencana penarikan pasukan koalisi pada akhir 2014.
Kasus lain yang tak kalah serius adalah kesengajaan warga Afghanistan, termasuk kalangan tentara dan polisinya, menyerang pasukan asing akibat kebencian terhadap mereka. Kebencian itu memuncak pada triwulan pertama tahun ini, ketika terjadi pembakaran Al Qur'an oleh pasukan AS, penghinaan terhadap jenazah pejuang Afghanistan dan pemerkosaan terhadap anak-anak Aghanistan. [IK/JP/bsb]
Menurut seorang pejabat militer AS, tewasnya tentara yang tidak disebutkan namanya itu menggenapkan jumlah tentara AS yang tewas di Afghanistan menjadi 2.000 orang. Bahkan, data terbaru yang dirilis Pentagon menyebutkan bahwa hingga kemarin (30/9), tentara AS yang tewas di Afghanistan telah mencapai 2.003 orang. Terdiri dari 1.419 angkatan darat, 417 marinir, 92 angkatan laut dan 75 angkatan udara.
Selain menewaskan dua warga AS, serangan di Distrik Sayd Abad itu juga mengakibatkan tiga tentara AS lainnya terluka. Jubir polisi setempat, Abdul Wali, menuturkan.
Belakangan ini, serangan dengan modus menyusup dan menyamar sebagai tentara atau polisi Afghanistan terus meningkat. Serangan itu dinilai sangat serius menjelang rencana penarikan pasukan koalisi pada akhir 2014.
Kasus lain yang tak kalah serius adalah kesengajaan warga Afghanistan, termasuk kalangan tentara dan polisinya, menyerang pasukan asing akibat kebencian terhadap mereka. Kebencian itu memuncak pada triwulan pertama tahun ini, ketika terjadi pembakaran Al Qur'an oleh pasukan AS, penghinaan terhadap jenazah pejuang Afghanistan dan pemerkosaan terhadap anak-anak Aghanistan. [IK/JP/bsb]
