Sebanyak 50 pemuda Gaza yang terluka dan cacat akibat serangan Israel mengikuti pesta nikah massal, baru-baru ini. Lembaga Sosial As-Salamah yang menggagas pernikahan massal bagi korban luka itu mengatakan, resepsi tersebut adalah kemenangan besar Palestina menghadapi alat perang Israel yang kejam.
Menurut ketua Lembaga Sosial As-Salamah, Muhammad Muqadimah, selain mendapatkan bantuan mahar, para mempelai juga mendapatkan bantuan perkakas rumah yang dibutuhkan. Muqadimah juga mengisyaratkan, lembaga memutuskan untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan massal seperti itu setiap tahun.
Pernikahan massal yang digelar Kamis (21/6) sore itu dihadiri sejumlah pejabat pemerintah Palestina. Para pengantin pria, yang semuanya menderita cacat akibat serangan Zionis Israel, duduk di atas kursi roda di atas panggung pernikahan. Dengan mengenakan kafiyeh khusus di pundak, mereka tampak sangat berbahagia dengan resepsi pernikahan missal itu. Sejumlah pementasan seni dan nasyid menambah semarak resepsi pernikahan.
Salah seorang mempelai, Usamah Raihan (24) dari kamp pengungsi Jabaliah menegaskan bahwa dirinya bahagia dalam pesta nikah massal ini. Resepsi tersebut juga memberikan harapan baru setelah tiga tahun ia mengalami cacat akibat serangan Israel.
Raihan menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang mendukung pernikahan massal itu dan menyerukan agar terus melakukan dukungan dan kepedulian kepada korban luka dan cacat di kalangan warga Palestina akibat serangan Israel.
Palestina, khususnya Gaza, tercatat sering menyelenggarakan nikah massal. Selain nikah massal yang diadakan oleh lembaga-lembaga sosial, pemerintah Gaza juga menyelenggarakan acara serupa. Maret lalu, nikah massal yang digelar pemerintah Gaza diikuti oleh 500 pasangan muda dari kelompok masyarakat tidak mampu. Selain difasilitasi untuk menikah, para suami peserta pernikahan massal juga mendapatkan bantuan pinjaman. [IK/IP/bsb]
Menurut ketua Lembaga Sosial As-Salamah, Muhammad Muqadimah, selain mendapatkan bantuan mahar, para mempelai juga mendapatkan bantuan perkakas rumah yang dibutuhkan. Muqadimah juga mengisyaratkan, lembaga memutuskan untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan massal seperti itu setiap tahun.
Pernikahan massal yang digelar Kamis (21/6) sore itu dihadiri sejumlah pejabat pemerintah Palestina. Para pengantin pria, yang semuanya menderita cacat akibat serangan Zionis Israel, duduk di atas kursi roda di atas panggung pernikahan. Dengan mengenakan kafiyeh khusus di pundak, mereka tampak sangat berbahagia dengan resepsi pernikahan missal itu. Sejumlah pementasan seni dan nasyid menambah semarak resepsi pernikahan.
Salah seorang mempelai, Usamah Raihan (24) dari kamp pengungsi Jabaliah menegaskan bahwa dirinya bahagia dalam pesta nikah massal ini. Resepsi tersebut juga memberikan harapan baru setelah tiga tahun ia mengalami cacat akibat serangan Israel.
Raihan menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang mendukung pernikahan massal itu dan menyerukan agar terus melakukan dukungan dan kepedulian kepada korban luka dan cacat di kalangan warga Palestina akibat serangan Israel.
Palestina, khususnya Gaza, tercatat sering menyelenggarakan nikah massal. Selain nikah massal yang diadakan oleh lembaga-lembaga sosial, pemerintah Gaza juga menyelenggarakan acara serupa. Maret lalu, nikah massal yang digelar pemerintah Gaza diikuti oleh 500 pasangan muda dari kelompok masyarakat tidak mampu. Selain difasilitasi untuk menikah, para suami peserta pernikahan massal juga mendapatkan bantuan pinjaman. [IK/IP/bsb]
