Setelah sejumlah negara dan lembaga internasional mengutuk serangan Israel ke Gaza dalam beberapa hari terakhir, perdana menteri negara zionis itu angkat bicara. Benjamin Netanyahu beralasan, negaranya menyerang Gaza karena provokasi Iran.
Netanyahu mengatakan hal itu di depan parlemen Israel (Knesset), Kamis (15/3). Dalam retorikanya, Netanyahu ingin serangan itu menjadi legal karena kekuatan Iran berada di belakang peluncuran roket-roket Palestina.
"Kekuatan dominan di balik peristiwa di Gaza bukan untuk Palestina, namun Iran," ujar Netanyahu.
Ia menegaskan, balasan rakyat Palestina dengan serangan roket ke wilayah Israel adalah aksi teroris.
"Roket itu dilancarkan dari kelompok teror yang dipasok dari Iran. Ingat, negara ini juga memiliki senjata nuklir dan berkeinginan menghancurkan Israel," jelas Netanyahu memprovokasi Knesset.
''Karenanya, cepat atau lambat basis teror di Gaza yang didukung Iran harus ditumpas,'' tambahnya.
Banyak pihak menilai, pernyataan Netanyahu hanyalah retorika untuk melegalkan pembantaian Muslim Palestina di Gaza. Seperti jamak diketahui, Hamas yang memimpin Gaza adalah gerakan sunni yang sangat berbeda dengan Iran yang Syiah.
Awal bulan ini Hamas kembali menegaskan bahwa Hamas dan Iran bukan poros politik. Pernyataan melalui salah seorang pemimpin seniro Hamas Mahmud Zahhar itu juga menambahkan, bahwa Hamas tidak akan membantu secara militer jika perang Iran-Israel terjadi.
''Kami bukan poros politik,'' tegas Zahhar.
''Kalau Israel menyerang kami, tentu kami akan melawan. Kalau tidak maka kami tidak ingin terlibat konflik regional,'' tambahnya.
"Secara ideologis sedikit sekali persamaan di antara kami,'' kata pejabat Hamas yang lain. ''Saya tidak suka cara Iran dan bagaimana mereka mencoba mempengaruhi dunia Arab," ujarnya waktu itu. [AM/Rpb/Bbc/bsb]
Netanyahu mengatakan hal itu di depan parlemen Israel (Knesset), Kamis (15/3). Dalam retorikanya, Netanyahu ingin serangan itu menjadi legal karena kekuatan Iran berada di belakang peluncuran roket-roket Palestina.
"Kekuatan dominan di balik peristiwa di Gaza bukan untuk Palestina, namun Iran," ujar Netanyahu.
Ia menegaskan, balasan rakyat Palestina dengan serangan roket ke wilayah Israel adalah aksi teroris.
"Roket itu dilancarkan dari kelompok teror yang dipasok dari Iran. Ingat, negara ini juga memiliki senjata nuklir dan berkeinginan menghancurkan Israel," jelas Netanyahu memprovokasi Knesset.
''Karenanya, cepat atau lambat basis teror di Gaza yang didukung Iran harus ditumpas,'' tambahnya.
Banyak pihak menilai, pernyataan Netanyahu hanyalah retorika untuk melegalkan pembantaian Muslim Palestina di Gaza. Seperti jamak diketahui, Hamas yang memimpin Gaza adalah gerakan sunni yang sangat berbeda dengan Iran yang Syiah.
Awal bulan ini Hamas kembali menegaskan bahwa Hamas dan Iran bukan poros politik. Pernyataan melalui salah seorang pemimpin seniro Hamas Mahmud Zahhar itu juga menambahkan, bahwa Hamas tidak akan membantu secara militer jika perang Iran-Israel terjadi.
''Kami bukan poros politik,'' tegas Zahhar.
''Kalau Israel menyerang kami, tentu kami akan melawan. Kalau tidak maka kami tidak ingin terlibat konflik regional,'' tambahnya.
"Secara ideologis sedikit sekali persamaan di antara kami,'' kata pejabat Hamas yang lain. ''Saya tidak suka cara Iran dan bagaimana mereka mencoba mempengaruhi dunia Arab," ujarnya waktu itu. [AM/Rpb/Bbc/bsb]