Sekretaris Jenderal Ikhwanul Muslimin, Saad El-Katatni, terpilih menjadi ketua parlemen Mesir, Senin (16/1). Terpilihnya tokoh Ikhwan itu merupakan sejarah baru bagi Mesir, yang selama beberapa dekade sebelumnya gerakan Islam dimarjinalkan oleh rezim penguasa.
Ikhwan melalui sayap politinya Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) keluar sebagai pemenang dalam pemilu pertama Mesir pasca revolusi yang menggulingkan Husni Mubarak. Aliansi yang dipimpin Ikhwan memenangkan lebih dari 45 persen dari 498 kursi parlemen yang tersedia. Sementara partai Islam An-Nur memenangkan 25 persen suara.
Fungsi utama dari parlemen baru adalah untuk memilih 100 orang untuk menyusun sebuah konstitusi baru untuk Mesir. Sedangkan pemilihan presiden dijadwalkan berlangsung Juni mendatang.
Kemenangan partai Islam, baik FJP maupun An-Nur, telah menimbulkan keprihatinan Barat tentang masa depan hubungan Kairo dengan Washington serta masa depan perdamaian dengan Israel.
Selain Barat, tokoh sekuler di dalam negeri Mesir sendiri juga khawatir dengan kemenangan partai Islam. Tokoh partai aliran sosialis, Abdul Rahman Khair, awal bulan ini memprediksi kemungkinan terjadinya kudeta militer jika FJP nanti membentuk pemerintah. Selain itu, menurut Khair, kemenangan partai Islam juga tidak disukai negara-negara Barat dan kaum sekularis yang didukung Amerika dan kepentingan Zionis-Israel. [IK/Rpb/bsb]
Ikhwan melalui sayap politinya Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) keluar sebagai pemenang dalam pemilu pertama Mesir pasca revolusi yang menggulingkan Husni Mubarak. Aliansi yang dipimpin Ikhwan memenangkan lebih dari 45 persen dari 498 kursi parlemen yang tersedia. Sementara partai Islam An-Nur memenangkan 25 persen suara.
Fungsi utama dari parlemen baru adalah untuk memilih 100 orang untuk menyusun sebuah konstitusi baru untuk Mesir. Sedangkan pemilihan presiden dijadwalkan berlangsung Juni mendatang.
Kemenangan partai Islam, baik FJP maupun An-Nur, telah menimbulkan keprihatinan Barat tentang masa depan hubungan Kairo dengan Washington serta masa depan perdamaian dengan Israel.
Selain Barat, tokoh sekuler di dalam negeri Mesir sendiri juga khawatir dengan kemenangan partai Islam. Tokoh partai aliran sosialis, Abdul Rahman Khair, awal bulan ini memprediksi kemungkinan terjadinya kudeta militer jika FJP nanti membentuk pemerintah. Selain itu, menurut Khair, kemenangan partai Islam juga tidak disukai negara-negara Barat dan kaum sekularis yang didukung Amerika dan kepentingan Zionis-Israel. [IK/Rpb/bsb]
