Alhamdulillah, pembahasan hadits Shahih Bukhari kini memasuki hadits ke-38. Seperti hadits sebelumnya, hadits ini masih berada di bawah Kitab Al-Iman (كتاب الإيمان).
Untuk hadits ke-38 ini, Imam Bukhari memberi judul باب صَوْمُ رَمَضَانَ احْتِسَابًا مِنَ الإِيمَانِ, yang diterjemahkan menjadi judul pembahasan hadits ini: "Puasa Ramadhan dengan Ikhlas adalah Sebagian dari Iman"
Berikut ini matan (redaksi) hadits Shahih Bukhari ke-38:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap perhitungan (pahala), maka diampuni dosanya yang telah lalu"
Penjelasan Hadits
Sebagaimana disinggung pada hadits sebelumnya, hadits ke-38 ini merupakan salah satu dari empat hadits berturut-turut yang diberi judul oleh Imam Bukhari dengan berakhiran "minal iman" (bagian dari iman). Imam Bukhari memberi judul باب قِيَامُ لَيْلَةِ الْقَدْرِ مِنَ الإِيمَانِ untuk hadits ke-35, باب الْجِهَادُ مِنَ الإِيمَانِ untuk hadits ke-36, باب تَطَوُّعُ قِيَامِ رَمَضَانَ مِنَ الإِيمَانِ untuk hadits ke-37, dan باب صَوْمُ رَمَضَانَ احْتِسَابًا مِنَ الإِيمَانِ untuk hadits ke-38 ini.
Empat hadits itu –sesuai judulnya- sengaja diletakkan pada urutan ini oleh Imam Bukhari untuk menegaskan bahwa iman itu bukan semata-mata keyakinan dalam hati, tetapi juga dibuktikan dengan amal. Dan amal-amal yang disebutkan dalam hadits ini merupakan bagian dari iman. Jika ia dilakukan, maka itu menjadikan iman semakin sempurna. Sebaliknya, jika ia tidak dilakukan, maka itu menandakan imannya kurang.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap perhitungan (pahala)
Matan hadits ini (hadits ke-38), hanya berbeda satu huruf dengan hadits sebelumnya (hadits ke-37). Jika pada hadits ke-37 menggunakan "qaf", hadits ini menggunakan "shad." Pada hadits ke-37, lafadz "Qaama" berarti shalat malam, lafadz "Shaama" pada hadits ke-38 ini artinya berpuasa. Itulah bedanya. Yang pertama adalah amal di malam hari, yang kedua amal di siang hari. Namun, kedua-duanya baru akan bernilai di sisi Allah jika dilandasi keikhlasan. Dan keduanya akan mendapatkan balasan yang sama-sama luar biasa.
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
diampuni dosanya yang telah lalu
Inilah balasan yang luar biasa itu. Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Pelajaran Hadits
Pelajaran yang bisa diambil dari hadits ini diantaranya adalah:
1. Allah SWT hanya menerima ibadah yang ikhlas;
2. Orang yang berpuasa Ramadhan dengan ikhlas, ia akan diganjar oleh Allah Ta'ala dengan diampuninya dosa yang telah lalu.
Demikian hadits ke-38 Shahih Bukhari dan penjelasannya. Semoga kita mendapatkan taufiq dari Allah SWT sehingga senantiasa berusaha menjaga dan meningkatkan iman serta bersemangat dalam beribadah, termasuk berpuasa dengan ikhlas pada bulan Ramadhan. Wallaahu a'lam bish shawab.[]
KEMBALI KE HADITS 37
Untuk hadits ke-38 ini, Imam Bukhari memberi judul باب صَوْمُ رَمَضَانَ احْتِسَابًا مِنَ الإِيمَانِ, yang diterjemahkan menjadi judul pembahasan hadits ini: "Puasa Ramadhan dengan Ikhlas adalah Sebagian dari Iman"
Berikut ini matan (redaksi) hadits Shahih Bukhari ke-38:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Penjelasan Hadits
Sebagaimana disinggung pada hadits sebelumnya, hadits ke-38 ini merupakan salah satu dari empat hadits berturut-turut yang diberi judul oleh Imam Bukhari dengan berakhiran "minal iman" (bagian dari iman). Imam Bukhari memberi judul باب قِيَامُ لَيْلَةِ الْقَدْرِ مِنَ الإِيمَانِ untuk hadits ke-35, باب الْجِهَادُ مِنَ الإِيمَانِ untuk hadits ke-36, باب تَطَوُّعُ قِيَامِ رَمَضَانَ مِنَ الإِيمَانِ untuk hadits ke-37, dan باب صَوْمُ رَمَضَانَ احْتِسَابًا مِنَ الإِيمَانِ untuk hadits ke-38 ini.
Empat hadits itu –sesuai judulnya- sengaja diletakkan pada urutan ini oleh Imam Bukhari untuk menegaskan bahwa iman itu bukan semata-mata keyakinan dalam hati, tetapi juga dibuktikan dengan amal. Dan amal-amal yang disebutkan dalam hadits ini merupakan bagian dari iman. Jika ia dilakukan, maka itu menjadikan iman semakin sempurna. Sebaliknya, jika ia tidak dilakukan, maka itu menandakan imannya kurang.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
Matan hadits ini (hadits ke-38), hanya berbeda satu huruf dengan hadits sebelumnya (hadits ke-37). Jika pada hadits ke-37 menggunakan "qaf", hadits ini menggunakan "shad." Pada hadits ke-37, lafadz "Qaama" berarti shalat malam, lafadz "Shaama" pada hadits ke-38 ini artinya berpuasa. Itulah bedanya. Yang pertama adalah amal di malam hari, yang kedua amal di siang hari. Namun, kedua-duanya baru akan bernilai di sisi Allah jika dilandasi keikhlasan. Dan keduanya akan mendapatkan balasan yang sama-sama luar biasa.
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Inilah balasan yang luar biasa itu. Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Pelajaran Hadits
Pelajaran yang bisa diambil dari hadits ini diantaranya adalah:
1. Allah SWT hanya menerima ibadah yang ikhlas;
2. Orang yang berpuasa Ramadhan dengan ikhlas, ia akan diganjar oleh Allah Ta'ala dengan diampuninya dosa yang telah lalu.
Demikian hadits ke-38 Shahih Bukhari dan penjelasannya. Semoga kita mendapatkan taufiq dari Allah SWT sehingga senantiasa berusaha menjaga dan meningkatkan iman serta bersemangat dalam beribadah, termasuk berpuasa dengan ikhlas pada bulan Ramadhan. Wallaahu a'lam bish shawab.[]
KEMBALI KE HADITS 37
Untuk membuka seluruh hadits dengan mudah melalui DAFTAR ISI, silahkan klik
KUMPULAN HADITS SHAHIH BUKHARI
KUMPULAN HADITS SHAHIH BUKHARI