Partai Islam EnNahda (حركة النهضة) memenangi pemilu bersejarah di Tunisia bulan lalu. Partai yang memiliki tagline hurriyah (kebebasan), 'adalah (keadilan), dan tanmiyah (pembangunan) itu memperoleh 90 kursi dari keseluruhan 217 kursi parlemen.
Mengapa EnNahda bisa menang mayoritas hingga 41,47 persen kursi? anggota Kantor Eksekutif Gerakan al-Nahdha, Shahbi bin Isa al-Atiq, mengatakan rahasianya.
Di sela-sela rapat Dewan Pusat Forum Kebangkitan Dunia Islam di Teheran, Sabtu (19/11), Al-Atiq mengatakan bahwa kemenangan Partai EnNahda adalah karena dukungan partai itu kepada Islam. Ditambahkannya, mayoritas rakyat Tunisia beragama Islam dan peran agama lain di Tunisia sangat minim.
Kini, partai Islam itu tengah berkoalisi dengan partai lain untuk menentukan Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Dewan Konstitusi.
"Proses demokrasi di Tunisia terbentuk dengan cepat. Partai Islam EnNahda bersama Partai Pembangunan Nasional dan Partai Kebebasan Kerja sedang berkoalisi untuk menentukan Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Dewan Konstitusi," jelasnya.
Dalam pertemuan yang dihadiri 25 tokoh penting dari 17 negeri Muslim itu, Al-Atiq juga menghimbau umat Islam agar mewaspadai konspirasi musuh-musuh Islam yang berusaha membendung kebangkitan Islam akhir-akhir ini. [AM/Irb]
Mengapa EnNahda bisa menang mayoritas hingga 41,47 persen kursi? anggota Kantor Eksekutif Gerakan al-Nahdha, Shahbi bin Isa al-Atiq, mengatakan rahasianya.
Di sela-sela rapat Dewan Pusat Forum Kebangkitan Dunia Islam di Teheran, Sabtu (19/11), Al-Atiq mengatakan bahwa kemenangan Partai EnNahda adalah karena dukungan partai itu kepada Islam. Ditambahkannya, mayoritas rakyat Tunisia beragama Islam dan peran agama lain di Tunisia sangat minim.
Kini, partai Islam itu tengah berkoalisi dengan partai lain untuk menentukan Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Dewan Konstitusi.
"Proses demokrasi di Tunisia terbentuk dengan cepat. Partai Islam EnNahda bersama Partai Pembangunan Nasional dan Partai Kebebasan Kerja sedang berkoalisi untuk menentukan Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Dewan Konstitusi," jelasnya.
Dalam pertemuan yang dihadiri 25 tokoh penting dari 17 negeri Muslim itu, Al-Atiq juga menghimbau umat Islam agar mewaspadai konspirasi musuh-musuh Islam yang berusaha membendung kebangkitan Islam akhir-akhir ini. [AM/Irb]
