lazada ID

Penularan HIV-AIDS di Indonesia Tercepat Se Asia Tenggara


Masyarakat harus lebih waspada, pemerintah harus bekerja lebih serius untuk membendung penyebaran HIV-AIDS. Pasalnya, Indonesia menempati peringkat pertama penularan HIV-AIDS tercepat di Asia Tenggara. Indonesia juga ditetapkan sebagai epidemi virus HIV itu. Demikian paparan Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief di Menteng, Jakarta.

Data resmi Kementerian Kesehatan yang dikutip Sugiri menunjukkan, terdapat 26.400 jiwa pengindap AIDS di Indonesia. Selain itu, tercatat ada 66.600 jiwa penduduk Indonesia yang positif terinfeksi HIV. Yang mengkhawatirkan, data resmi itu diperkirakan baru 20 persen dari angka sebenarnya.

“Laporan tadi tentu belum mencerminkan data sesungguhnya,” ujar Sugiri, sebagaimana dimuat Sumut Pos dan Hidayatullah, Senin (21/11). Dia memperkirakan, jumlah riil penderita AIDS maupun yang masih terpapar HIV jauh lebih tinggi dari angka yang sudah tercatat Kemenkes.

Sugiri menilai pengidap HIV-AIDS di Indonesia seperti fenomena gunung es. Maksudnya, jumlah kasus yang belum terungkap lebih besar dibandingkan dengan kasus yang sudah terdata. Sugiri mengatakan, saat ini orang dengan HIV-AIDS (ODHA) yang mengetahui jika diri mereka terinfeksi HIV hanya sekitar 20 persen. Dengan kata lain, delapan dari sepuluh ODHA tidak mengetahui bahwa dirinya tertular HIV.

Ini berarti, bisa diperkirakan jika jumlah sesungguhnya kasus HIV-AIDS empat kali lebih besar dari yang terdata di Kemenkes.

“Hal ini (ketidaktahuan ODHA jika dirinya tertular HIV, Red) turut andil meningkatkan kasus HIV di Indonesia,” papar Sugiri.

Pengidap HIV bukan hanya dari kelompok resiko tinggi (risti) saja, seperti pekerja seks komersial (PSK), pria pelanggan PSK, dan penggun narkoba suntik. Lebih dari itu, penyumbang tingginya kasus HIV-AIDS juga muncul dari keluarga atau masyarakat biasa. Termasuk ibu-ibu rumah tangga.

Guna menekan laju penularan HIV, Sugiri berharap upaya deteksi dini infeksi HIV terus digalakkan. Deteksi dini, di antaranya dilakukan melalui konseling atau testing secara sukarela oleh orang-orang yang masuk kategori risti tertular HIV. Jika sudah terinfeksi, bisa segera ditangani. Sebaliknya jika belum tertular, bisa dicegah.

Sugiri mengatakan, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk menganggulangi persoalan penularan HIV dan meningkatkan penderita AIDS. Namun, epidemi HIV-AIDS terus berlanjut seiring dengan maraknya penggunakan narkoba di Indonesia.

Dari laporan kasus AIDS kumulatif sejak 1987 hingga Juni 2011 yang direkam Kemenkes, lima besar ditempati DKI Jakarta dengan catatan 3.997 kasus, Papua (3.938 kasus), Jawa Barat (3.809 kasus), Jawa Timur (3.775 kasus), dan Bali (1.747 kasus).

Ketua Advokasi Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) Ari Fahrial Syam menekankan upaya edukasi untuk menekan laju penularan HIV. Dia mengatakan, sulit sekali mendeteksi apakah seseorang masuk kategori ODHA atau tidak.

“Awalnya, dari penampilan fisik tidak ada perbedaan. Sehingga sulit sekali membedakan ODHA atau tidak,” tandas Ari.

Ari berharap, laki-laki atau perempuan yang pernah berhubungan seks di luar tali perkawinan harus memeriksakan diri. Termasuk juga bagi mereka yang memiliki suami atau istri ODHA, harus segera periksa untuk mengetahui sudah tertular atau belum. [IK/Hdy]
Recomendation
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 SEKILAS DAKWAH - Dami Tripel Template Level 2 by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.
Valid HTML5 by Ardi Bloggerstranger