18 warga Gaza syahid dan 70 lainnya luka-luka akibat serangan Israel dalam tiga hari terakhir. Agresi yang disebut aksi “berlebihan dan tidak seimbang” terhadap rakyat Palestina di Gaza oleh pemerintah Turki ini mengundang kecaman dari berbagai negara.
Melalui departemen luar negeri, Ahad (10/4), Turki mengecam keras aksi itu dan menyampaikan kekhawatirannya terhadap aksi-aksi Israel yang tidak pernah berhenti.
Hubungan Turki – Israel sendiri terus memburuk sejak kasus Mavi Marmara yang menewaskan sembilan warga Turki.
Sehari sebelumnya, Sabtu (9/4), Jordania juga mengutuk agresi Israel itu. Menteri Luar Negeri Jordania Nasser Judeh mengatakan, Jordania sangat prihatin terhadap eskalasi serangan Israel ke Jalur Gaza, dan menyerukan segera dihentikannya semua tindakan militer untuk mencegah meningkatnya kekerasan.
Jordania juga mendesak masyarakat internasional untuk mengambil langkah-langkah nyata dan cepat guna mewujudkan tujuan yang diinginkan, menciptakan sebuah negara Palestina yang merdeka dan layak dengan perbatasan tahun 1967.
Ikhwan Mobilisasi Demo
Kecaman terhadap Israel bukan hanya dilakukan oleh institusi negara. Masyarakat internasional juga menunjukkan solidaritas serupa terhadap Gaza yang dibombardir militer zionis itu.
Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam yang semula ditekan di Mesir era Mubarak, Sabtu (9/4) memobilisasi aksi solidaritas untuk Gaza. Lebih dari 10 ribu mahasiswa Al-Azhar turut serta dalam aksi mengecam serangan Israel tersebut.
Zona Larangan Terbang
Menyusul serangan udara Israel yang eskalasinya semakin besar itu, Liga Arab meminta PBB menerapkan larangan zona terbang Israel di wilayah udara Gaza. Diakui, permintaan organisasi regional beranggotakan 22 negara Arab itu terinspirasi dari penerapan zona larangan terbang di Libya.
Diharapkan kebijakan itu nantinya bisa meminimalisir serangan mematikan Israel terhadap warga Gaza yang sudah menanggung kesulitan hidup sekian lama akibat blokade zionis.
"Zona larangan terbang di Gaza patut diberlakukan untuk mencegah serangan militer secara semena-mena oleh tentara Israel. Liga Arab segera akan mengajukan hal itu ke DK PBB," kata Moussa dalam dalam pertemuan darurat tingkat Wakil Tetap Liga Arab di Kairo, Ahad (10/4). [AN/bsb]
Melalui departemen luar negeri, Ahad (10/4), Turki mengecam keras aksi itu dan menyampaikan kekhawatirannya terhadap aksi-aksi Israel yang tidak pernah berhenti.
Hubungan Turki – Israel sendiri terus memburuk sejak kasus Mavi Marmara yang menewaskan sembilan warga Turki.
Sehari sebelumnya, Sabtu (9/4), Jordania juga mengutuk agresi Israel itu. Menteri Luar Negeri Jordania Nasser Judeh mengatakan, Jordania sangat prihatin terhadap eskalasi serangan Israel ke Jalur Gaza, dan menyerukan segera dihentikannya semua tindakan militer untuk mencegah meningkatnya kekerasan.
Jordania juga mendesak masyarakat internasional untuk mengambil langkah-langkah nyata dan cepat guna mewujudkan tujuan yang diinginkan, menciptakan sebuah negara Palestina yang merdeka dan layak dengan perbatasan tahun 1967.
Ikhwan Mobilisasi Demo
Kecaman terhadap Israel bukan hanya dilakukan oleh institusi negara. Masyarakat internasional juga menunjukkan solidaritas serupa terhadap Gaza yang dibombardir militer zionis itu.
Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam yang semula ditekan di Mesir era Mubarak, Sabtu (9/4) memobilisasi aksi solidaritas untuk Gaza. Lebih dari 10 ribu mahasiswa Al-Azhar turut serta dalam aksi mengecam serangan Israel tersebut.
Zona Larangan Terbang
Menyusul serangan udara Israel yang eskalasinya semakin besar itu, Liga Arab meminta PBB menerapkan larangan zona terbang Israel di wilayah udara Gaza. Diakui, permintaan organisasi regional beranggotakan 22 negara Arab itu terinspirasi dari penerapan zona larangan terbang di Libya.
Diharapkan kebijakan itu nantinya bisa meminimalisir serangan mematikan Israel terhadap warga Gaza yang sudah menanggung kesulitan hidup sekian lama akibat blokade zionis.
"Zona larangan terbang di Gaza patut diberlakukan untuk mencegah serangan militer secara semena-mena oleh tentara Israel. Liga Arab segera akan mengajukan hal itu ke DK PBB," kata Moussa dalam dalam pertemuan darurat tingkat Wakil Tetap Liga Arab di Kairo, Ahad (10/4). [AN/bsb]
